Situs Kota China Medan Marelan
"http://www.oktomagazine.com"
Kehidupan bangsa Indonesia tak terlepas dari seni dan budaya yang lahir
dari lebih dari 300 suku bangsa atau akulturasi dengan budaya asing
namun berakar selama ribuan tahun di bumi Indonesia.Beragam bentuk kesenian, upacara dan ritual keagamaan, dan festival diselenggarakan terus untuk melestarikan adat dan tradisi yang telah di wariskan secara turun menurun. Tatanan yang tersaji inilah yang telah membentuk jati diri bangsa. Seperti Situs Kota Cina Medan Marelan.
Keberadaan awal kawasan ini ditemukan dalam catatan yang ditemukan dari riwayat perjalanan John anderson, seseorang berkebangsaan Skotlandia, dalam bukunya: “ Mission to the East Coast of Sumatera and Malay Penisula” yang menyebutkan bahwa di daerah ini terdapat batu bertulis yang masyarakat tidak dapat membaca apa yang tertulis di batu tersebut.
Namun demikian, dalam catatan yang lebih awal, maka akan diperoleh penggambaran terhadap kawasan ini sebagai bandar perniagaan kuno. Karena posisinya yang berhadapan langsung dengan Selat Melaka (Malaka Strait) maka tidak mengherankan apabila disepanjang selat Malaka terdapat bandar bandar niaga ramai dikunjungi seperti Kota Cina, Kota Rentang, Pulau Kampai, Tamiang, Samudra (Pase), Jambi, Batu Sangkar dan lain-lain.
Situs Kota Cina - sekarang Kota Medan - diyakini berasal dari permulaan Abad ke-12 . Hal tersebut ditujukan oleh banyaknya peninggalan atau artefak arkeologis yang tertuju pada satu era awal abad ke-14, seperti tembikar, arca, tulang belulang, dan bahan bahan sisa perahu tua, dan lain-lain.
Hasil analisis dan penelitian yang dilakukan oleh Puslitarkenas yang mengemukakan bahwa situs kota Cina merupakan pelabuhan kono yang banyak dikunjungi pedagang asing sekitar abad 12-14 Masehi. Komoditas alam yang diperdagangkan adalah seperti benzoin, champhor dan emas, damar, rotan dan lain-lain yang dipertukarkan dengan tembikar, keramik, dan gelas.
Namun demikian, dalam catatan yang lebih awal, maka akan diperoleh penggambaran terhadap kawasan ini sebagai bandar perniagaan kuno. Karena posisinya yang berhadapan langsung dengan Selat Melaka (Malaka Strait) maka tidak mengherankan apabila disepanjang selat Malaka terdapat bandar bandar niaga ramai dikunjungi seperti Kota Cina, Kota Rentang, Pulau Kampai, Tamiang, Samudra (Pase), Jambi, Batu Sangkar dan lain-lain.
Situs Kota Cina - sekarang Kota Medan - diyakini berasal dari permulaan Abad ke-12 . Hal tersebut ditujukan oleh banyaknya peninggalan atau artefak arkeologis yang tertuju pada satu era awal abad ke-14, seperti tembikar, arca, tulang belulang, dan bahan bahan sisa perahu tua, dan lain-lain.
Hasil analisis dan penelitian yang dilakukan oleh Puslitarkenas yang mengemukakan bahwa situs kota Cina merupakan pelabuhan kono yang banyak dikunjungi pedagang asing sekitar abad 12-14 Masehi. Komoditas alam yang diperdagangkan adalah seperti benzoin, champhor dan emas, damar, rotan dan lain-lain yang dipertukarkan dengan tembikar, keramik, dan gelas.